Rabu, 02 Oktober 2013

1 Tahun


Aku terbangun seperti biasa. Menatap handphone beberapa lama lalu melirik diam-diam ke arah jam,menatap langit-langit kamar yang sama,menatap lemari,meja belajar dan rak buku juga masih sama. Tak ada yang berbeda disini. Aku masih bernapas,jantungku juga masih berdetak dan denyut nadiku masih bekerja dengan normal. Memang semua mengalir seperti biasa tapi apakah yang terlihat oleh mata benar-benar sama dengan apa yang dirasakan hati ?


Mataku berkunang-kunang. Pagi tadi memang sangat dingin. Aku menarik selimut dan membiarkan wajahku tenggelam disana. Tetapi,tetap saja tidak aku temukan kehangatan. Aku masih mengigil. Aku sendirian dengan kenangan yang tidak bisa aku lupakan. Aku berharap semua hanya mimpi dan ada seseorang yang sukarela membangunkan ku atau menampar wajahku dengan keras.


Jujur,aku ingin tersadar dari bayang-bayang yang selama ini aku kejar dan lagi aku masih sendiri bermain dengan masa lalu yang sebenarnya tak ingin aku ingat lagi. Sudah tanggal 10 november. Seberapa pentingkah tanggal 10? Memang tidak penting bagi siapapun yang tak mempunyai hal spesial. Kita masuk ke bulan November.


Aku hanya ingin kau tahu tak semua yang baru dapat menjamin kebahagian dan tak semua yang berbau masa lalu menjamin kesedihan. Aku begitu yakin pada hal itu sampai pada akhirnya aku tau rasanya perpisahan. Aku tau rasanya meninggalkan sesuatu hal yang sebenarnya tak pernah ingin aku tinggalkan. Kamu yang dulu aku miliki tak lagi bisa aku genggam dengan jemari.


Kita berpisah tanpa alasan yang jelas tanpa diskusi dan interuksi. Iya. Berpisah. Begitu. Saja. Seakan-akan semuanya hanyalah masalah sepele yang bisa dapat di sentil dengan satu hentakan kecil,begitu mudah sampai aku tak benar-benar mengerti apakah kita benar-benar sudah berpisah atau dulu sebenarnya kita tidak benar-benar terikat apa-apa?


Cinta yang dulu kita bela memang terdengar sangat manis. Segala yang semua menggoda aku dan kamu kemudian menyatulah kita. Aku mulai berani  melewati banyak hal bersamamu. Kita habiskan waktu dengan langkah yang sama dengan denyut yang tak berbeda. Begitu seirama tanpa cela,tanpa cacat. Sempurna. Dan aku bahagia. Bahagia? Benarkah aku dan kamu pernah bahagia?


Jika iya mengapa kita memilih perpisahan sebagai jalan keluar? Jika bahagia adalah jawaban,mengapa aku dan kamu masih suka bertanya tanya? Pada Tuhan,pada manusia dan pada hati kita sendiri. Mengapa kau harus rubah mimpi menjadi api? Mengapa kau ubah pelangi menjadi bui? Mengapa kau harus ciptakan luka jika selama ini kau merasa kita sudah sampai di ujung bahagia?


Kegelisahan aku meingkat ketika aku memikirkan mu,masih diam-diam mencari tau tentang mu dan masih sakit jika tau sudah ada yang lain,yang mengisi kekosongan hatimu. Seharusnya aku tak perlu merasa seperti ini. Karna kau masa lalu,karna kita sudah tidak terikat apa-apa lagi. Benar akulah yang bodoh,yang tak memutuskan diri untuk segara berhenti.
Aku masih berjalan,terus berjalan dengan penutup mata yang tak ingin aku buka.

Jika jemari ditakdirkan untuk menghapus airmata mengapa kali ini aku menghapus airmata ku sendiri? Dimana jemari mu saat kau taakbisa hapuskan airmataku?


Selamat gagal 1 tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar